
Mau menikah?wajib bisa masak kah?
Baca tulisan viral tentang seorang perempuan yang sedang belajar masak untuk calon suami dan keluarganya, ditanggapi dengan balasan chat yang menurut saya sedikit kasar dan kurang menghargai usaha si Cewek, ya meski masih kurang enak, setidaknya balas chatnya dengan bahasa yang baik, agar si cewek tersebut merasa dihargai usahanya, tulis saja kritiknya dimana, agar dia semangat untuk belajar lagi, bukan berarti berbohong, pura-pura enak, ini juga gak baik sih menurut saya. Malah menulis pertimbangan yang saya pikir seperti nada ancaman:
”makanya belajar masak, biar aku yakin buat ngelamar kamu, kalau masak kamu ga enak gimana nantinya”
Sebentar, Dia nyari İstri apa nyari pembantu?
Masak, Basic survival skills?
Saya setuju, kalau masak mie rebus sama telur ceplok saja, basic banget, tapi saya pikir kasus yang ramai ini bukan cerita dia kirim masakan mie rebus buat calon mertuanya kan? dia berusaha naikkan level belajar masaknya dan berharap dapat apresiasi calon suami dan mertuanya. Sayangnya tanggapannya terlalu berlebihan, kebayang kalau udah menikah dan dia masih belum sampai level yang diinginkan suaminya, kata -kata menyakitkan terus dihujamkan, Paling tidak pilih kalimat yang baik dalam menyampaikan masukan, Biar Si İstri juga semangat belajarnya.
Belajar masak itu perjuangan berat.
Saya, kalau diposisi si Mbaknya yang dibalas chat seperti itu, mikir lagi buat melanjutkan hubungan serius, mending udahan! İya setegas itu. Bodo amat! dalam hal kecil aja responnya kurang menghargai, gimana kalau dihadapkan kesalahan lebih besar dari pasangannya: Sumpah serapah, kata kata kasar yang bikin down, iya kebayang aja meski agak berlebihan. Pasangan harusnya bisa saling menghargai satu sama lain.
Diawal menikah, saya juga tipe Perempuan seperti si mbak-nya yang masih belajar masak! jarang ke dapur, tiap pulang ke rumah, selalu si emak atau kakak yang masak, di kost, biasanya beli masakan siap santap saja di warteg langganan, punya magic com, ya paling masak nasi sama rebus sesuatu, lauknya beli jadi semua. Kemudian lambat laun saya belajar masuk dapur, masak sederhana, tumisan sayur itu level yang mudah menurut saya, tinggal belajar takarannya saja, Si emak adalah ‘guru’ saya, ketika libur saya berusaha meluangkan waktu bantu si emak masak, karena mulai sadar umur waktu itu mendekati usia ideal menikah, ya meski calonnya masih belum kelihatan.
Berjodoh dengan orang Turki, level masak saya gimana?
Waktu diawal pernikahan dan level masak saya masih amatiran, seringnya ibu mertua yang masak, saya cuma jadi asisten, tapi setelah diperhatikan, masakan Turki tidak seribet masakan nusantara bumbu-bumbunya, mudah saya hafal: Lebih banyak mengandalkan pasta tomat, bawang bombay, kiyma (daging giling) Blackpepper,garam, ini level standar, hampir semua masakan berbahan dasar sama. Dan saya bersyukur sekali ternyata lidah suami ga ribet: Dia kurang suka makanan berbumbu tajam bahkan ayam goreng hanya dibumbui garam saja makannya lahap, masak dengan Tereyağ (butter) dia kurang suka, biasanya masak spaghetti, si Anne selalu menambahkan Butter, dan dia bisa protes ga mau makan, alhasil apa yang saya masak di rumah untuk dia: SPaghetti cukup direbus dan di bumbui garam saja, kemudian hidangkan, dimakan dengan lahap hahhahaha
Tapi grafik peningkatan dia mulai menerima rasa bumbu lain selain garam, semenjak menikah grafiknya naik tipis-tipis, seperti mulai bisa makan bakso atau Mie rebus hahah, duh kalau rendang udah level tinggi buat dia. Beberapa waktu lalu saya sempat ‘Perang dingin’ sama suami, gara gara mau order ceker ayam dan dia ga izinin saya beli, karena tidak suka istrinya makan makanan aneh menurut dia, terpaksa nurut kan, dia lebih suka membelikan lauk yang lain, terakhir dibelikan daging sapi merah satu kilo, padahal ga minta. Maunya ceker ayam dibujuk yang lain.
Baca:
Cara membuat yaprak sarma a.k.a Lontong Turki
Bahan masakan Turki yang sering dipakai
İndomie Lokal Turki kurang Micin
Meng İNDONESİA kan bahan masakan Turki
Menu sarapan Turki favorit keluargapanda
Karena tiap hari harus masak, kemampuan memasak saya ya meningkat (ih syombong) trial dan error. Belajar Baking, membuat roti, entah berapa kali saya gagal, awal belajar bikin kue, saya ingat sekali: carrot cake! saya salah memencet tombol di oven: 250 C astaga!! hahaha berhasil gosong. Waktu itu ceritanya untuk menjamu teman, alhasil saya malu menghidangkannya, tapi teh İis, teman saya ini, dia tetap menyemangati hasil Baking pertama saya, kalau masih ada yang bisa dimakan, meski sedikit, karena sisanya gosong semua, wah saya ingat betul kalimat dia, jadinya tidak membuat saya malu justru memberi semangat untuk belajar lagi.
Jadi, carilah calon pasangan yang menghargai usaha kamu, apapun itu bukan tipe manusia yang cuma bisa kritik dan menjatuhkan, belum di level jadi pasangan hidup sudah seperti itu, ah yang ada hidup bersama runyam terus, banyak tuntutan jika tidak sampai level yang dia inginkan berbuah nada ancaman: Mending cari istri lagi!! (plakkk) atau lama lama mental kita down terus, hidup ga bahagia karena hanya berpikir untuk menyenangkan dia saja dengan iming iming ‘ibadah’ ! ya ya soal sepele sih tentang Memasak tapi bisa jadi tolak ukur menilai pasangan, sebelum melangkah lebih jauh. Ya kok jadi serius:D
Video baru tour isi kebon mertua sudah upload ya
Penasaran apa si wanita tetap mau nikah setelah dikomenin begitu. Komen begitu tipe suami yg minta dilayani melulu, pulang kerja mkanan sdh kudu disediakan, mau kerja baju disiapin 😆 . Aku masak buat suami klo lagi makan siang aja, klo malam seringnya makan dingin “roti dan keju”, tp siang juga ga selalu masak, atau klo aq lagi malas masak ya dia cari ide mau masak apa.
İya penasaran jg, blm jd suami aja kyk nuntut hrs bisa masak,kritiknya ga pake perasaan,ya hargai dulu gitu niat baik ceweknya,..gemes jg kl brneran dikomenin gitu, buang aja lah laki kyk gitu…baru urusan masakan,bs kebayang urusan lain jg serba nuntut
ka nell blognya knp sulit di komen ya..saya udah klik2 ga muncul kolom komen
Tebak manggis… tema dari medsos😁
Baguslah kalau ada yg minta syarat begitu…sgt jelas utk perlu dihempaskan. Biasanya tipikal yg dari kecil kebiasaan dilayanin sama emaknya…super manja blas..
hempaskannnn lah ya..daripada makan ati sama mulut pedasnya hehehe
Kebayang kalau berjodoh sama orang italy. Mau dibuatin cemplon kira2 suka nggak ya? 😀
cemplon itu apa? klepon juga??
Aku juga nanti kalau dapet istri belum jago masak nggak apa-apa. Tapi minimal dia tahu basic semacam nanak nasi di rice cooker, goreng telur, tahu, tempe dan masak mie instan haha. Soalnya, kalau dapet yang masak mie instan aja nggak bisa (kayak yang baru heboh belakangan) bukannya menggemaskan tapi, “serius lo?” hwhwhw.
Di sisi lain, aku juga harap istri gak espektasi suami yang bisa nukang. Sekadar masang bola lampu, ngeganti colokan listrik atau ngecat dinding sih bisa. Jangan disuruh ganti genteng bocor aja deh akunya hwhwhw.
Setuju banget nih sama Omnduut. Minimal masak yang dasar2 lah. Masak mie instan ga bisa kan tinggal baca petunjuk masaknya. Masak nasi di rice cooker, jaman sekarang kan apa2 bisa lihat di YouTube tutorialnya. Jaman sekarang sih ga ada alasan untuk ga bisa survival skill. Kalau masak yang lebih rumit, ga harus. Kalau pengen ya bisa belajar, kalau nggak, tinggal beli. Tinggal disepakati bersama pasangan. Jangan dibuat susah, tapi minimal ada skill dasar yg bisa.
kalo kasus yg viral itu lbh ke sikap kurang menghargai aja sih..si cewek kan udah usaha buat belajar, tapi tanggepannya agak berlebihan memang,jadi gemes sendiri nuntut gitu, saya jg dulu cm skill dasar ..sisanya belajar sendiri di dapur, suami komplen ya jujur kalo msh aga kurang enak ga sampai menjatuhkan mental hehehe yang ada saya lempar wajan ntar:V
sama2 belajar gitu ya…kl mie instan aja ga bisa kebangetan sih:D